27 April 2010

Mengagumi lalu Mencintai



Seorang wanita tanpa apapun yang dapat dibanggakan, mengagumi seorang insan yang memiliki banyak kelebihan dimatanya, semoga juga dipandanganNya.

Tak biasanya, senja sore itu menjadi saksi bahagianya diri wanita itu, ia tersenyum. Kadang menangis untuk pikirannya.

Karena biasanya dalam senja sore hari ia biasa menghabiskan waktunya untuk menenangkan pikiran, hati dan emosinya. Setelah ia melakukan salat magrib, terdengar lantunan ayat-ayat suci diikuti dengan isak tangis dan untaian doa berisikan kata-kata
” Ya Rabb apa yang kurasa?? Apa yang kupunya?? Apa yang harus kuperbuat?? Apa aku salah?? Apa aku benar?? “ Semua berisikan tanda tanya yang entah sampai kapan jawaban itu akan terjawab dan entah sampai kapan pertanyaan itu ada di hati wanita itu.

Hari berlalu, sudah kurang lebih tiga bulan lamanya, masih dengan hal yang sama namun ada sedikit yang berbeda, lantunan doa itu berganti kata-kata menjadi :
“ Ya Rabb dalam pandangan ku, Kau ciptakan ia dengan budi pekerti yang dapat kupahami, yang dapat kunilai baik, ia terindah yang pernah kutemui, ia adalah hambaMu yang taat, ia adalah hambaMu yang bertanggung jawab, Ya Rabb…….. aku mengaguminya namun aku hanya pinta ketenangan dalam jiwaku dalam mengaguminya karena kutau ia mencari yang sebaik dirinya”

Kalimat itu terus diucapkan wanita itu saat ia berdoa dan terus terucap hingga tak terasa sudah dua bulan wanita itu mengucapkan doa yang sama dikala sujudnya.

Namun setelah melewati senja sore itu, wanita tersebut lupa untuk melakukan doa yang biasa ia lakukan, satu hari terlewati tanpa doa itu namun terjadi sesuatu yang sangat berbeda yaitu keesokan harinya wanita itu mendengar kabar yang amat buruk dari insan yang dikaguminya itu, wanita itu diam. Sore hari yang biasa ia melakukan doa dan menenangkan jiwa nya itu berganti jadi hening, setelah sujudnya wanita itu hanya berkata “ Ya Rabb, aku mencintainya ”
diikuti linangan airmata yang tak henti, tak bisa terucap hanya terbata-bata mengungkapkan kalimat doa berikut :
“ Ya Rabb jika perkara itu baik untukku dan untuknya, takdirkan kami bersatu, jikalau ia dekat denganku menambahkan iman ku, membuat aku tentram, membuat aku dapat menjadi pendamping yang terbaik pula untuk insanMu yang baik itu, ku ingin berada disisi belakangnya saat apa pun, saat ia sedih, saat ia berjuang, saat ia bahagia dengan senyumannya, bahkan saat ia ingin ada yang mendampinginya saat ia sujud dimalamMu. Akan tetapi jikalau kau telah simpan yang lebih baik untukku dan untuknya, buatlah hati ini tenang dan tentram, dekatkan lah yang lebih baik itu kepada kami, buatlah hati ini meridhai pilihanMu dan pilihannya, amiiin”

Saat ini hati wanita itu mencoba mencari ketenangan dengan cara nya dan menyerahkan semuanya pada yang Maha Mengetahui.

Cerpen pertama yang ku tulis dan tertulis dengan tulus diikuti jejak kebahagiannya……
Kensawitri Wulandari
Minggu, 25 April 2010
06.40 pagi …..


0 komentar:

Posting Komentar